lalu datanglah padaku kabar lelaki itu dari seberang jauh
di tangan pentungan dan sangkar burung pelatuk
pecemburu merangkul cinta kelabu
lalu datanglah ia membawa angin malam gelap gulita
mengikat sayap burung dalam bahasa yang tak dimengerti
memilin kusut benang panjang dan rapuh
bagi penyair langit yang hatinya penuh luka
bara menganga
selalu dalam waktu tentu
kupanggil namamu penyair langit
dalam impian panjang dibuai asmara
bunga bunga dengan kuntum penuh warna rupa cahaya
mencium harum tubuhmu dalam pesona
mengabarkan cinta mengobati luka
awan mengangkasa wilayah tak terhingga
menjadi layang mengitari pucuk bukit
dalam bahasa kata rindu yang tak biasa
2008
Rabu, 06 Agustus 2008
Senin, 04 Agustus 2008
Candi Muaro Jambi
: Diah di atas batu berjilbab merah jambu
waktu lepaskan jejak tanah
angin menggerai rambutmu yang basah
senyum menjadi tasbih
ditutup jilbab merah jambu
memelukmu merangkulmu dengan bibir gemetar
dijaga sepuluh kesatria menuju langit dunia maya
kenangan yang tak habis membaca riwayat purba
duduk berdua bersenggama dengan kata kata
meminangmu di tengah kedalaman air kecoklatan
memilin cinta disanding peri tujuh pelangi
tak takluk pada alam
sepanjang bayangmu sedalam anganku
bercengkrama dengan harum bidadari
2008
angin menggerai rambutmu yang basah
senyum menjadi tasbih
ditutup jilbab merah jambu
memelukmu merangkulmu dengan bibir gemetar
dijaga sepuluh kesatria menuju langit dunia maya
kenangan yang tak habis membaca riwayat purba
duduk berdua bersenggama dengan kata kata
meminangmu di tengah kedalaman air kecoklatan
memilin cinta disanding peri tujuh pelangi
tak takluk pada alam
sepanjang bayangmu sedalam anganku
bercengkrama dengan harum bidadari
2008
Langganan:
Postingan (Atom)