Rabu, 03 Juni 2009

Dimas Arika Mihardja

Jejak Langkah

-kepada Dimas Arika Mihardja

lima puluh jejak langkah menyapa kabut tipis
daun daun gugur mengeja sabda di balik redup cahaya
dalam kedap suara merasakan debar jantung
debar yang tak jua henti memberi kabar
tentang isyarat batu menyingkap tabir usia

tapi kelebat camar berkabar tentang risau pohon
angin dan guguran daun jatuh di rimbun bambu
mengelana dalam jiwa

cahaya matamu seketika memahat senja
menyeka kelu tulang menikung gelombang
lalu kau di antara lelaki bertualang ditumbuhi sayap
sekali waktu tiba
digaris tanganmu tumbuh bunga-bunga

tentang lumut atau batu
ketika dadamu tertahan riak rindu
angin biaskan cahaya menyambar senja
tapi tak ingin darah mengutukmu
pergilah ke mihrab
mengejar takdir kembali ke tanah suci

Medan, 2009


Senin, 25 Mei 2009

Cahaya Buah Hati.

Cahaya

seperti burung terbang dalam senja
kau menari penuh wangi bunga
langit menyingkap tirai menikmati aroma
lalu wajahmu menjelma cahaya merah saga

pejamkanlah matamu
biar kubasuh rintik hujan

jika kupahami makna musim dan kutahu kau sendiri
mengepakkan sayap menjelajah langit luas
tak kulepas kau pergi dengan luka duka menganga
di tengah badai
diterjang angin

2009

Rabu, 11 Maret 2009

MIA

menari tengah cahaya merah jambu
diayun langkah dendang pakpung melayu
kucipta syair langit biru
ahoi, penyair langit!
penyair mambang dijaga sepuluh datu
sepuluh warna bunga dalam dada
memandangmu dengan wajah sebait puisi, lalu
udara dingin mengembara ke dalamnya syair
bunga bunga sepanjang jalanan dingin angin
gigilkan tubuh
sekarang atau waktu sendiri
tiada siapa menghalangi
aku meminangmu dalam tarian
dalam cengkram malam