Kamis, 21 Februari 2008

Rumah Puisi Afrion Tepi Danau Toba





Danau Toba


sekali waktu di tanah batak
datang padamu mengetuk pintu
salam syair syairku

disambut angin menggetar dinding
disapu kenangan sepasang kunang kunang
dinding sembarang kayu ditulis sebait puisi
puisi rumah daun pintu yang patah
debu sarang laba laba
disikut sebaris kata memanjang
hutan kehilangan akar
akar kehilangan air rimbun daun

dalam desah yang parau
dalam gelisah percintaan peradaban
dalian na tolu dilamun tanah hitam
didera cambuk api kesaktian dewa

tiga puisi rumah dibawa angin
sepasang kupukupu
dalam badai daun berguguran
air mengalirkan segala riuh
menggali kubur tanah makam

kegersangan tanah pusaka
meraungkan tangis di ujung bukit
hutan pohon pinus sepanjang pandang
danau toba
akan kemanakah perginya

tak akan jadi sepasang kupukupu
mengenang pohon hilang di atas bukit
sepanjang jalan debu dihembus angin danau
rumah rumah rubuh
tubuh melepuh
luluh tengkurap di tepian makam

menyeka debu pada dinding
membawa tiga pucuk daun
menulis syair dan buku buku

aku syair dan buku buku
membisikkan takdir itu
dengan sekumpulan sajak abadi

2008

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Hello. This post is likeable, and your blog is very interesting, congratulations :-). I will add in my blogroll =). If possible gives a last there on my blog, it is about the OLED, I hope you enjoy. The address is http://oled-brasil.blogspot.com. A hug.

TEATER BLOK MEDAN mengatakan...

Tanks for you my friend, I like and happy