Senja di taman setelah hari penghabisan
musim ini – melepas penat seharian – datang bersamamu
tiga pucuk bunga melepas aroma
dipetik ranting selembar daun
syair rindu tanah Melayu
penuh menyapa
senyum wajahmu
Sekalian kuceritakan syair Amir Hamzah
mencari rumah piatu Lilik Sundari
membuka pintu menepis udara basah embun
di Surakarta tiada siapa memberi kabar
berkeliling berputar putar membuat tubuh gemetar
menyinggahi kraton tanah keramat
makan dijaga roh purba para datuk
Ia telah mangkat
meninggalkan pergolakan
dalam keterlanjuran
dihempas peradaban
tapi dapat kuhirup jiwa pengabdian
dengan ketulusan cinta
waktu lalu menggigilkan tubuhku
menjelajah stasiun kereta solobalapan
dingin bersendiri dipiggiran pintu
menyeka debu pada wajah
merenungkan percakapan
rindu berpantun-pantun membawa tiga pucuk daun
dipetik ranting selembar daun
seketika menyinggahi jalan di lempuyangan
Senja ini selepas azan magrib
akan ada yang datang dan pergi
bersamamu dengan mata sayu
kelelahan seharian di taman
menjaga tanah harum sorga
“Aku akan pulang ke tanah Melayu” bisikku
kau diam menyapa
“ah, begitu cepatnya”
baru saja hujan gerimis menepis kerinduan
kisah yang tak habis semalam
melepas cemas dalam perseteruan angka angka
akan ada yang datang dan pergi
bersamamu dengan mata sayu
kelelahan seharian di taman
menjaga tanah harum sorga
“Aku akan pulang ke tanah Melayu” bisikku
kau diam menyapa
“ah, begitu cepatnya”
baru saja hujan gerimis menepis kerinduan
kisah yang tak habis semalam
melepas cemas dalam perseteruan angka angka
2008
2 komentar:
haduhh foto2 kita nampang nichhh..hows medan..
salam
pipin & yuli
ini kenangan manis dalam sepanjang hidupku dan entah kapan bisa kita ulangi lagi. berkumpul dengan canda ria bersama...
I love you my brothers
Posting Komentar