Selasa, 27 Mei 2008

Kepadamu Perempuanku


Gemericik Air /1/


dari pucuk daun
angin menggerai rambutmu
melewati retak tanah
membasuh tetes keringat
kisah lama yang pahit

gemericik air
lagukan syair pilu perempuan
memecah batu tebing curam
lewat tepi rumpun keasingan

lena begitu lama dilamun petaka
dalam serpihan tanah merekah
gerimis jatuh membasah
seperti bayang sepanjang pandang
resah pada gelisah tubuh
cahaya sorga membawa aroma



Gemericik Air /2/


muara jauh entah dimana memendam rasa
lalu sendiri dibawa angin utara
melautkan teduh
mata yang jauh
jatuh dalam kabut hitam

kisah air dalam mimpi kenangan
hutan bakau pantai landai disapu badai
lalu kita membisikkan takdir
dalam kehidupan akhir

kaupun membasahi tiap langkah
menghitung persimpangan
dalam lima pertemuan

Gemericik Air /3/


seperti angin melayangkan keinginan
mengambara mengikuti gelombang
pecah di pasir
pulau tanpa daun ranting patah
dalam gelisah pasrah pada nasib

aku akan selalu mengingatmu
setiap kali hujan
lalu antara batu dan tanah merekah
kau membisikkan kata pilu

bernyanyilah mengusung pantai pasir
mengabarkan keinginanmu
dalam hidup yang tak pernah kau tahu
batas akhir setiap takdir

Medan, 15 April 08