mengapa harus cinta, begitulah kutanya padamu, kekasihku
di antara daun daun, kicau burung dan desir angin
menatap udara basah embun
apa yang kan kujawab, sayangku
ketika tanyamu membuat suaraku parau
ketika udara meleburkan warna di tanah merekah
bila hujan bersembunyi di balik awan
kemarau mengeringkan daun-daun,
katakanlah kita, karena kita telah dipersatukan oleh cinta
bukan karena kehendak siapa-siapa
cinta melekatkan hidupku dan hidupmu
jangan ragu bila bayang bayang keluarga
menunggu dengan seribu tanya menggantung di kepala
aku ingin kau mengerti
apa yang kupikirkan kini
antara kita - hidup kita – cinta kita
Biarkanlah cinta bertualang menuju muara yang tak tampak
biarkan cinta menyelami kedalaman kalbu
mengapa harus cinta, begitulah kutanya padamu, kekasihku
di antara daun daun, kicau burung dan desir angin
menatap udara basah embun
mengapa harus kita perdebatkan
bila perdebatan meretakkan keinginan
ketika keinginan menjadi lidah api yang membakar semua impian
ketika semua dalam praduga, ketika semua kemudian menjadi sia-sia
sebab tiada kata dapat terucap
mengungkap hidupku meyakinkan dirimu
selain cinta dalam keinginan yang sama
adakah ragu lebih baik dari tanya, cintaku
bila sebiji kurma pun semakin terasa pahit
bagaimana aku kan menjawabnya
aku mencintaimu seperti cahaya
lidah api membarakan cahaya
menyinari keinginan diri
membawa kita menjauh
semakin jauh
menggelorakan asmara
DARA
Aku kabut dalam celah dedaunan
antara ranting dan batang daun
jaring laba-laba dan sarang burung pipit
mengikat igau lumut batu
wajahmu angkasa memikat semesta
sabanhari ketika pulang dan pergi
kubaca sajak lirih dalam detak waktu tiba
karena aku kabut
karena dirimu
hatiku dan hatimu bersatu
dalam sajak sajak rindu
kan kunikmati selalu kisah rindang dedaunan
teduh memayungkan diriku dan dirimu
karena aku kabut
karena dirimu
biarkan waktu menghitung helai nafasku
biar kupahami makna siang dan malam
karena aku kabut
karena dirimu
dara pemikat asmara
karena aku kabut
karena dirimu
kirimkan sajak sajak pelapas dahaga
karena aku kabut
karena dirimu
syukuri kesetiaan, meski senja
merubah warna cahaya