Rabu, 03 Oktober 2012
NEST YANG TERSAKITI
kusebut namamu nest
dari bunga, rasakan getar perjalanan
hingga waktu menjadi teka teki
lalu teka teki menjadi dongeng kegalauan
setelah kau lepas airmata kebencian
melintasi udara, mengajakmu menjauh
hingga cinta terbenam dalam
dan tak kau ingat lagi
lagi dan lagi
rasa ingin kembali pada lelaki
seperti muntahan lahar
tertanam di lembah-lembah
sesudah debu melayang terbang
awan mengapungkan dendam
dan kubayangkan matamu
darah bagi penyair
nest
inilah puisi yang kutulis selepas rintik hujan
dinginkan didih kemarahan
menembus dahaga kehausan
melepas dendam dan kebencian
karena lelaki ternyata
membenamkanmu dalam nestapa
bila kau rasa pedih karena luka menyayat
Jauhkan hidup dari rasa sedih
karena titik cahaya dalam kelam perjalanan
bukan lara dalam kehidupan
mungkin lelaki hanya pilar kehampaan
maka jauhlah diri dari beban pikiran
nest
endapkan riwayat masa lalu dalam impian
karena impian akan menghitam mengikut jejak air
lalu sempurnakan tatapmu
pada hujan yang menjelmakan wajah kepastian
A. 2012