TWIE
mengenang hujan memetik bunga
kau altar di langit jiwa, teduh yang membentang aura
pergilah ucapmu dari balik jendela
aku terharu dalam kemelut waktu yang sia sia, mencari
meniti jembatan menelikung simpang memanjang
pergilah katamu
merubah arah angin
menemu ketenangan hati
lalu apa yang kan dituju bila jalan dalam sekumpulan ilalang
di jaring sarang laba laba hitam
waktu merubah arah angin
kabut menghitam petir menyambar detak jantung
sakit tubuh seluruh
wajah bagai gulita malam
lalu hidup disekap ruang udara hampa
lalu aku menunggu
menunggu waktu merubah arah angin
mendekap bayangmu
dalam duka hari hari
menanti kau kembali
biar luka di jiwa sirna seketika
2011