Rabu, 30 Januari 2008

Bumi


(di tengah musim)


jika menjadi ibu
dikepalanya penuh kunang-kunang

jika menjadi abu
habislah sudah cahaya kehidupan

jangan pernah tak bertenaga membuka suara
membentang pergolakan – mengabarkan perilaku
tentang tangis dan penindasan
berpuluh gundah
hak yang ditelantarkan
kehidupan yang dinistakan

terbuang jadi debu di tengah musim; masa yang suram
bukan mengiris kenangan
amuk perang, senjata, dan pembodohan
bukan lorong labirin
menenggelamkan sejarah peradaban
bukan bumi dikelilingi dataran yang rumit
penuh sukacita atau tabung kaca
tempat kau merayakan pesta
melepas lelah, tidur dan jumpalitan

pada selembar surat yang kutulis
pandanganku teriris-iris

bahwa aku menghempang kematian menjadi abu
atau menjadi patung batu
monumen
sejarah
berziarahlah membuka sejarah
kota dan kehidupan
kugantikan pisau batu dengan baja bermata seribu

setajam bibir ombak menguras pasir di pantai
sesekali ke tengah
berenangan dengan angan-angan
menjadi beribu pisau
pisau-pisau peradaban kebudayaan

Medan, 2005

Tidak ada komentar: