(di tengah musim)
jika menjadi ibu
dikepalanya penuh kunang-kunang
jika menjadi abu
habislah sudah cahaya kehidupan
jangan pernah tak bertenaga membuka suara
membentang pergolakan – mengabarkan perilaku
tentang tangis dan penindasan
berpuluh gundah
hak yang ditelantarkan
kehidupan yang dinistakan
terbuang jadi debu di tengah musim; masa yang suram
bukan mengiris kenangan
amuk perang, senjata, dan pembodohan
bukan lorong labirin
menenggelamkan sejarah peradaban
bukan bumi dikelilingi dataran yang rumit
penuh sukacita atau tabung kaca
tempat kau merayakan pesta
melepas lelah, tidur dan jumpalitan
pada selembar surat yang kutulis
pandanganku teriris-iris
bahwa aku menghempang kematian menjadi abu
atau menjadi patung batu
monumen
sejarah
berziarahlah membuka sejarah
kota dan kehidupan
kugantikan pisau batu dengan baja bermata seribu
setajam bibir ombak menguras pasir di pantai
sesekali ke tengah
berenangan dengan angan-angan
menjadi beribu pisau
pisau-pisau peradaban kebudayaan
Medan, 2005
jika menjadi ibu
dikepalanya penuh kunang-kunang
jika menjadi abu
habislah sudah cahaya kehidupan
jangan pernah tak bertenaga membuka suara
membentang pergolakan – mengabarkan perilaku
tentang tangis dan penindasan
berpuluh gundah
hak yang ditelantarkan
kehidupan yang dinistakan
terbuang jadi debu di tengah musim; masa yang suram
bukan mengiris kenangan
amuk perang, senjata, dan pembodohan
bukan lorong labirin
menenggelamkan sejarah peradaban
bukan bumi dikelilingi dataran yang rumit
penuh sukacita atau tabung kaca
tempat kau merayakan pesta
melepas lelah, tidur dan jumpalitan
pada selembar surat yang kutulis
pandanganku teriris-iris
bahwa aku menghempang kematian menjadi abu
atau menjadi patung batu
monumen
sejarah
berziarahlah membuka sejarah
kota dan kehidupan
kugantikan pisau batu dengan baja bermata seribu
setajam bibir ombak menguras pasir di pantai
sesekali ke tengah
berenangan dengan angan-angan
menjadi beribu pisau
pisau-pisau peradaban kebudayaan
Medan, 2005
Tidak ada komentar:
Posting Komentar