Kamis, 31 Januari 2008

Tentang Aceh


(bergulungan ombak memecah daratan)

Inilah ziarahku setelah gelombang tenang
membentang senandung ayat-ayat suci takbir Ilahi
sebagaimana dulu aku mengenalmu
dalam puisi nyanyian melelapkan tidur
meneteskan embun memandikan pagi

Meski laut telah mengantarkan maut
sebelum sempat kubangun angan dan harapan

Aku tahu begitu beratnya kematian
sakratul maut menyentak kalbu di ujung batas usia

Tuhanku,
ceritakanlah tentang Aceh
tentang gelombang laut menghantam wajah-wajah kemiskinan
tentang amuk perang meninggalkannya dalam kesulitan
gelombang itu pun meninggalkan Aceh dengan ketidakberdayaan

Akankah Aceh bangkit dari tidur lelap?
sedang di mataku
ia bagai malam menembus gelap
pertempuran melumpuhkan segala

di langit cuaca berkabut
angin melantunkan tangis perempuan-perempuan berjilbab
menidurkan anak sambil melantun syair sabil
merentang arah – memendam amarah

Medan, 2005