Sedekat Apa
jika hutan bukit dan gunung sepanjang bayangmu
sedekat apa menjejaki jalan berliku
segalanya tiada batas juga tiada keraguan
air api dan bumi
bagi mereka melatalata
gurun dan pasir
batu dan kerikil
tiada rupa tiada kecemasan
jika maut dan azab segulung lidah
bias cahaya menghilang jejak dituju
sedekat apa menjejaki jalan berliku
segalanya tiada batas juga tiada keraguan
air api dan bumi
bagi mereka melatalata
gurun dan pasir
batu dan kerikil
tiada rupa tiada kecemasan
jika maut dan azab segulung lidah
bias cahaya menghilang jejak dituju
3 komentar:
wahhh ha haaa
Nak!
Biarkan malam mengurai kelam
Atau bulan akan sampai ke pagi
Melangkah pelan melewati bintang
Demi bintang di antara senandung sepi
Perzinahan telah pula menebarkan jaringnya
Kemaksiatanmengembangkan jubahnya
Dari kamar berukuran 3x3 meter, ruang-ruang
Sidang-perkantoran, atau tempat-tempat tak
Berjejak para pejabat atau istana para penjahat, selebihnya
Para belia cukup bermain-main dengan kemaluannya
Sambil menyaksikan film ulah para dewasa
Sudahlah, Nak!
Masa depanmu masih panjang
Dan kau harus bertahan
Membendung godaan-godaan
Kejahatan tidaklah merajalela
Di kebuasan malam, diapun
Menantang di terang garang
Ada demonstrasi dari tuntutan
Turun harga sampai tuntutan turun
Tahta, berita kawin paksa atau cerai
Tiba-tiba, listrik-listrik jadi bangkai,
Aliran air tidak hanya kerontang
Di persawahan, sementara iuran
Tiap bulan wajib dibayarkan-tanpa
Potongan, semua ingin jadi atasan
Sambil mengusung proposal kemelaratan,
Banjir, longsor, transportasi ambrol
Ah, semua bencana jadi gombal
Jangan, Nak!
Kau tidak usah ikut-ikutan
Sebab, bukan untuk itu
Kau dilahirkan
Di antara pekatnya hitam pasti ada
Setitik celah putih kau temukan ,
Walau waktu selalu bercanda dengan
Tik tak tik tak jarum jam yang patah
Dan Kau, Nak!
melangkahlah dengan semangat kebenaran
sebab, pada dirimu air susu ibu telah penuh
tercurahkan, pada rahim ibu engkau telah
pula dizikirkan, dengan keajaiban do’a-do’a,
maka, restu ibu akan menguatkan hatimu
menyongsong segala zaman.
2007
ah, hidup ini sungguh melelahkan
membayangkan beribu lagi tingkah yang mungkin tak manusiawi.....
hari hari begitu menyiksa menyaksikan ikan menggelepar ditengah jaring para penguasa yang lupa pada apa yang semestinya
Hidup tidaklah lelah, tapi lelah adalah hidup yang singgah di hati dan lakon manusia, manusiawi...
dan hari-hari adalah saksi yang menemani dan mencatat perjalanan kita sampai ke pulang...
dengan atau tanpa
senyuman
Posting Komentar