lalu hening bayangmu dalam tubuhku
menjejak telapak, menemukanmu di tepian
setiap kali waktu mendendangkan pilu perempuan
entah itu ibuku atau ibumu menghentakkan kaki
dengan sengaja tidak mengajakmu kembali dan seterusnya pergi
bagai dua kekasih bercumbuan lalu sunyi kita dalam hening
melumat geram berabad-abad lama
mengigau di celah batu membelah musim
didesak waktu tiba pada malam hitam
dan bayangmu dan tubuhku
gemetar didera cambuk malaikat
angin mengempas ditingkahi tiupan seruling
barangkali juga, aku akan datang menjenguk
menghapus dosa membatu di dinding kalbu
ah, celaka membiarkan ia menangis
atau sendirian memilin kusut benang
wajah sesekali menghilang
dibuai resah digeram malam tanpa cahaya
menyembul tanpa warna
hitam mengigau di antara gemuruh angin
di tubuhku
luka darahmu
bibir yang selalu kelu
membaca kisah
2006
menjejak telapak, menemukanmu di tepian
setiap kali waktu mendendangkan pilu perempuan
entah itu ibuku atau ibumu menghentakkan kaki
dengan sengaja tidak mengajakmu kembali dan seterusnya pergi
bagai dua kekasih bercumbuan lalu sunyi kita dalam hening
melumat geram berabad-abad lama
mengigau di celah batu membelah musim
didesak waktu tiba pada malam hitam
dan bayangmu dan tubuhku
gemetar didera cambuk malaikat
angin mengempas ditingkahi tiupan seruling
barangkali juga, aku akan datang menjenguk
menghapus dosa membatu di dinding kalbu
ah, celaka membiarkan ia menangis
atau sendirian memilin kusut benang
wajah sesekali menghilang
dibuai resah digeram malam tanpa cahaya
menyembul tanpa warna
hitam mengigau di antara gemuruh angin
di tubuhku
luka darahmu
bibir yang selalu kelu
membaca kisah
2006
Tidak ada komentar:
Posting Komentar